TAMPAK dua pria sedang berjongkok sambil memegang anyaman bambu yang dibentuk menyerupai separuh badan manusia. Boneka bambu berbalut kain dua warna itu disebutnya 'lukah gilo'. Adalah khulifa alias pawang yang berperan "menghidupkan" boneka itu untuk kemudian beraksi di hadapan pengunjung.
Sang pawang kemudian memulai aksinya dengan membacakan mantra-mantra seperti membisikkan sesuatu kepada si boneka. Sejurus kemudian, ia menjentikkan jarinya di atas boneka tersebut.
Syair-syair berbahasa Minang lantas dilantunkan dengan irama yang indah. Suasana magis pun kian terasa di Desa Taratak Bancah, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar). Aroma mistis kian kental begitu alat musik talempong dan gendang berbahan kulit sapi mulai ditabuh.
Tak lama sesaat setelah sang pawang membaca mantra, lukah gilo yang dipegang oleh kedua pria tadi mulai bergoyang ke kanan dan ke kiri secara perlahan. Semakin lama, luka gilo kian kuat hentakannya hingga sulit dikendalikan. Beberapa orang nampak berusaha memegangi kedua pria itu. Salah satu pemegang lukah gilo itu bahkan jarinya sampai terluka saking kuatnya menahan dorongan boneka bambu itu.
"Seru sekali, waktu KKN saya di daerah itu sering melakukan atraksi, saya pernah memegang lukah tersebut tidak bisa kita mengendalikannya kuat sekali tarikan dan menahannya juga kita terseret-seret,” kata Muhammad Ichsan (22), salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas, berbagi pengalamannya tentang atraksi lukah gilo kepada Okezone, belum lama ini.