Masih banyak, sambung dia, angkatan kerja di Indonesia yang tidak memiliki keterampilan kerja. Hal itu menjadi penghambat bagi calon pekerja untuk melamar karena tidak sesuai dengan standar rekrutmen dari pelaku industri.
"Saya ingin sampaikan, kalau hari ini masih banyak yang nganggur problemnya bukan pada lapangan pekerjaan, probelmya adalah ketimpangan skill. Dan ada (juga) yang punya skill tapi skill-nya enggak nyambung," jelas dia.
Kehadiran Kartu Pra Kerja nantinya, menurut Hanif, akan membuka peluang angkatan kerja untuk medapatkan akses menuju dunia kerja. Dimana angkatan kerja akan mendapatkan pelatihan dan juga sertifikasi kompetensi.
"Dengan itu diharapkan dapat membantu mereka menuju pasar kerja atau usaha, karena telah mendapatkan sertifikasi kompetensi skill," katanya.
Baca Juga: Hary Tanoe: Partai Perindo Berjuang untuk Rakyat Kecil
(Edi Hidayat)