“Tapi, perang asimetris yang intinya adalah bagaimana mempengaruhi rakyat negara lawan melalui perubahan mindset," ujarnya.
Dan saat ini, menurut Saurip Kadi, negara-negara lain sudah mengubah konsep pertahanan mereka. Bahkan, Amerika Serikat sudah menutup sejumlah pangkalan militernya di negara lain.
Baca juga: Erick Thohir Nilai Jokowi Semakin Matang dalam Debat Keempat
Saurip Kadi juga menyatakan, keliru besar jika Prabowo membandingkan besaran anggaran militer Indonesia dengan Singapura. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan besar wilayah dan perekonomian.
"Dengan luas wilayah yang kecil, tidak lebih dari Kabupaten Brebes, tapi menguasai kekuatan ekonomi kawasan melalui jasa finansial dan perdagangan, maka tidak ada pilihan, Singapura harus mempunyai keunggulan di bidang militer. Karena dengan satu sorty pengeboman saja, Singapura akan habis," katanya.
Jadi, menurutnya, Prabowo harus belajar lagi soal pertahanan dan keamanan yang terbaru sesuai jaman sekarang. "Kalau perlu, melalui Bimbingan Belajar," tandas Saurip Kadi.