JAKARTA - Pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tentang pertahanan Indonesia rapuh, pada debat keempat, dinilai tidak tepat. Hal itu sama saja tidak memercayai kondisi TNI saat ini.
“Yang saya tahu, TNI sekarang tidak seperti yang dikatakan dalam debat. Dengan kata-kata yang demikian bombastis, dengan kata rapuh. Menurut saya terlalu absurd, konyol. Karena sama dengan kita tidak bangga dengan atau tidak percaya dengan kondisi TNI sekarang,” kata Mantan Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayjen Mar (Purn) Harry Triono kepada wartawan, Rabu (3/4/2019).
Baca Juga: Visi-Misi Jokowi Dinilai Makin Relevan di Debat Keempat Capres
Menurut Harry, kondisi pertahanan di Indonesia sudah sangat baik. Misalnya pada tahun lalu dalam rapim Kementerian Pertahanan ada 19 kebijakan tentang pengembangan dan penataan kekuatan pertahanan. Kemudian Panglima TNI membuat 11 prioritas pembangunan TNI. Salah satu yang menonjol adalah revitalisasi MEF dari TNI.
"Jadi saya melihat TNI itu tidak tinggal diam," jelasnya.
Harry menambahkan, pertahanan Indonesia juga sangat diperhitungkan di mata dunia, khususnya pada aspek lapangan. "Global Firepower menempatkan Indonesia berada di ranking 15 dunia, dan 1 di ASEAN. Jadi kita bisa lihat TNI cukup membangggakan, tidak rapuh seperti yang dibilang oleh Paslon nomer 02 itu," tegasnya.
Harry menuturkan, prestasi di bidang pertahanan yang dimiliki Indonesia, antara lain, Kopassus menempati 3 besar pasukan elite dunia, prajurit TNI AD 11 kali berturut-turut menjadi juara menembak di Australia. Selain itu, TNI AL setiap dua tahun terlibat dalam latihan berskala internasional, latihan multilateral ring pack yang diikuti oleh 23 negara.
"Mereka cukup menghormati dan kagum kepada TNI AL," kata Harry.
Karena itu, Harry sepakat dengan gagasan modernisasi pertahanan yang disampaikan Jokowi dalam debat lalu. Jokowi, menurut Harry sudah cukup menguasai masalah pertahanan.
"Diversi kekuatan itu sangat diperlukan ditambah dengan perkembangan teknologi. Bahkan TNI akan mengembangkan bidang cyber war/cyber defense," sambungnya.
Terkait anggaran pertahanan yang turut dibahas dalam debat lalu, Harry berpendapat pemasalahan ini tidak berdiri sendiri. Namun, ia yakin anggaran yang tersedia sekarang masih memadai untuk pembangunan pertahanan Indonesia.
Baca Juga: Debat Keempat Pilpres, Prabowo Dinilai Pakai Retorika Usang
"Anggaran pertahanan tidak dapat berdiri sendiri. Dia harus bergantung kepada kemampuan anggaran pada sektor-sektor lain," ujar dia.
"Negara tentu punya skala prioritas, tapi saya yakin dengan anggaran yang sudah dialokasikan oleh peerintah ini, kalau tidak salah sekitar 108.4 triliun itu masih memadai untuk pembangunan TNI saat ini,” ucap Harry.
(Fiddy Anggriawan )