"Tetapi yang kita semua terkejut, benar-benar jam 18.00 loket ditutup tanpa ada keterangan apapun. Jadi harapan yang diberikan petugas loket yang saya tanya itu hanya harapan kosong belaka , tanpa ada kata maaf atau penjelasan mereka tutup loketnya," tuturnya.
Linda lantas mempertanyakan pihak KJRI Sydney yang menerapkan sistem time out di mana seharusnya pihak KJRI tidak memberikan waktu yang sangat terbatas yakni satu jam saja dengan WNI yang membawa A5.
Pasalnya, pada sistem tersebut, pihak berwenang sejatinya memiliki daftar nama WNI yang menggunakan A5 sehingga dapat diprediksi waktu antreannya. Semestinya lanjut Linda, time out tersebut dapat diperpanjang jika melihat antusiasme masyarakat Indonesia di sana.
"Pemilu adalah special case yang harus di-support. Apalagi saat itu, waktu saya bertanya petugasnya bisa beri harapan kemungkinan ada extention time, tapi nyatanya tidak ada. Loket ditutup begitu saja tanpa alasan," ujarnya kecewa. (put)
(Fakhri Rezy)