JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan, untuk urusan kriteria caleg dan presiden yang harus dipilih di Pemilu 2019 sudah selesai pada saat kampanye. Kini, Muhammadiyah ingin menyampaikan pesan moral bersama-sama komponen bangsa mencerahkan kehidupan kebangsaan setelah tujuh bulan lebih berada dalam suasana proses kampanye pemilu.
PP Muhammadiyah dengan delapan poin pernyataan, menurutnya, sudah cukup representasi untuk menyongsong hari “H” pemilihan dalam konteks kebangsaan lebih luas. “Jadi, urusan kriteria sudah selesai saat kampanye," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (15/4/2019).
Haedar percaya anak bangsa sudah cerdas, matang dan bijaksana. PP Muhammadiyah mengingatkan bahwa bangsa Indonesia sudah 11 kali pemilu sejak Orde Baru sampai Orde Reformasi. Sengaja memori ini dibuka agar semua belajar bersama, sehingga semakin cerdas dan bijaksana dalam pemilu.
"Ada riak gelombang itu sebagai dinamika politik. Begitu masuk pemilihan semua harus menciptakan susana damai toleran," tuturnya.
(Baca Juga: PBNU Keluarkan Maklumat Jelang Pencoblosan Pemilu 2019)
PP Muhammadiyah menyampaikan terima kasih kepada semua komponen bangsa, bahwa kampanye secara umum berjalan secara baik. Karena itu, mari bersama memastikan dengan spiritualitas berbangsa pemilu bisa berlangsung sebaik-baiknya.
Menjawab pertanyaan imbauan tentang tentang salat subuh berjamaah di sekitar TPS, apakah itu bentuk politisasi ibadah, Haedar merujuk pada pernyataan poin lima pernyataan, yang berbunyi seluruh warga negara yang memiliki hak pilih agar menggunakan hak politiknya dengan penuh tanggung jawab dan seterusnya.
Haedar percaya bahwa umat Islam akan menjalankan ibadah maghdaf secaga khusuk, karena ibadah seperti itu tidak perlu dimobilisasi untuk kepentingan politik. Salat-salat ditunaikan di masjid, jadikan kemakmuran masjid untuk membawa kehidupan akhlak mulia, membangun kehidupan berbangsa bernegara yang lebih baik.
(Baca Juga: Hari H Pencoblosan, Polri-TNI Tebalkan Pasukan di Wilayah Rawan Konflik)
Terhadap pertanyaan wartawan tentang people power, Haedar mengimbau hendaknya yang mendapat keberhasilan diterima sebagai amanah dengan penuh rendah hati, dan bagi yang belum memperoleh mandat supaya menerima dengan lapang hati, kalau ada masalah persengketaan selesaikan melalui prosedur hukum Mahkamah Konstitusi dan peraturan perundang-undangan, tidak perlu mobilisasi massa.
"Sebagai umat beriman, hasil apa pun kita terima dengan syukur, sabar, dan sikap yang baik," ujarnya.
Pernyataan tentang Pemilu 17 April disampaikan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat. Pernyataan dibacakan Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum, didampingi Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Ketua, Dr. Anwar Abbas, Ketua, Prof Dr. Suyatno, Bendahara.
(Arief Setyadi )