Terkait kontribusi keluarga Gus Dur, lanjut Bakir, secara sederhana dapat dilihat dari perbandingan perolehan suara Jokowi di Jatim pada Pilpres 2014 dan 2019. Tahun 2014, keluarga Gus Dur yang juga diwakili Yenny Wahid, ikut dalam barisan Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Hasilnya? Prabowo-Hatta mampu meraup suara hingga 40 persen lebih di seluruh Jatim.
Bandingkan dengan Pilpres 2019, ketika Yenny pindah haluan dengan mendukung Jokowi-Ma'ruf, perolehan suara Prabowo turun di bawah 40 persen. ”Sebagai magnet politik, sosok Gus Dur tidak hanya memikat nahdliyin di wilayah Mataraman, tetapi juga wilayah Tapal Kuda yang membentang mulai dari Pasuruan, Bojonegoro, Probolinggo, Lumajang, Jember hingga Banyuwangi,” tuturnya.
Sekadar perbandingan, pada Pilpres 2014 di Jatim, Jokowi-Jusuf Kalla waktu itu memperoleh suara di kisaran 11,6 juta, sementara Prabowo-Hatta memperoleh 10,3 juta. Jokowi-JK menang di 24 kabupaten/kota dari total 38 kabupaten/kota, sedangkan Prabowo-Hatta menang di 14 kabupaten/kota.
(Khafid Mardiyansyah)