Ini Cara Negara di Timur Tengah Rawat Manuskrip Kuno

Agregasi Solopos, Jurnalis
Rabu 08 Mei 2019 23:30 WIB
Ilustrasi Naskah kuno (National Geography)
Share :

SOLO – Manuskrip (naskah tulisan tangan maupun ketikan bukan cetak) sebagai warisan berharga bangsa pada masa lampau, memiliki kerentanan untuk dapat eksis dalam waktu yang lebih lama.

Banyak faktor yang menyebabkan manuskrip hancur ditelan Bumi. Bencana alam, udara yang tidak sesuai, perlakuan yang tidak tepat, dan sentuhan manusia yang sembarangan adalah di antara penyebab berakhirnya keberlangsungan hidup sebuah manuskrip di dunia ini. Padahal di dalamnya banyak informasi dan pengetahuan bermanfaat yang patut dicontoh dan diteladani bagi generasi sekarang dan seterusnya.

Banyak lembaga-lembaga terkait dan negara-negara tertentu khususnya di barat berkompeten dalam merawat naskah. Sebut saja Belanda dan Inggris, memiliki kepedulian tinggi untuk perawatan naskah. Mereka menggunakan alat-alat canggih untuk melindungi sebuah manuskrip yang sudah cukup tua umurnya. Tidak hanya itu, cara mereka memperlakukan dan menyentuh manuskrip sangat hati-hati dengan dibekali ilmu yang cukup.

 Baca juga: Generasi Milenial Wajib Tahu Makna Kakawin Sutasoma

Selain Barat, negara-negara di Timur Tengah juga tidak kalah saing dengan negara Barat dalam merawat naskah warisan masa lampau. Dalam rilis yang diterima dari Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama, Indonesia juga telah melakukan banyak hal untuk mempertahankan keberadaan manuskrip. Perpustakaan Nasional dan museum-museum daerah telah menjadi ikon dalam penjagaan dan perawatan manuskrip yang ada.

Pada 2018, dilakukan studi banding ke empat negara yang berada di Timur tengah, Turki, Iran, Mesir, dan Maroko, karena negara Timur Tengah ini memiliki koneksi langsung dengan Nusantara sejak lama.

Diperkirakan negara ini menyimpan warisan leluhur bangsa kita dengan cara yang bijaksana, bukan dengan membawa pergi dari Indonesia, melainkan berkat hubungan yang baik para ulama pada masa lampau. Terdapat ulama Indonesia yang menulis di negara Timur Tengah sambil menuntut ilmu. Sebut saja, Syekh Nawawi al-Bantani, ditemukan karyanya di Mesir dan Arab Saudi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya