"Saya sih sama teman-teman saja, kalau selepas ngabuburit lalu kemalaman, ya kita tarawih di sembarang masjid. Hitung-hitung tarawih keliling lah," kata dia.
Sadat membenarkan, jika kegiatan ngabuburit kerap dijadikan ajang kesempatan muda-mudi untuk berpacaran dan kegiatan menyimpang lainnya, sehingga nilai pahala dari puasa itu sendiri menjadi lenyap seketika. Meski begitu, dirinya tetap berpikiran positif agar rutinitas tahunannya itu bisa jadi ladang ibadah baginya.
"Negatif atau enggak tergantung orangnya. Kalau orangnya bisa nahan diri dari hal yang negatif Insya Allah ujungnya juga baik, dan enggak ngerusak pahala puasa," ucap Sadat.
Sementara itu, Ainul Guri, seorang warga Kemayoran mengaku dirinya justru jarang melakukan ngabuburit. Namun, jika dirinya sedang penat ia langsung bergegas memanaskan mesin motornya untuk mencari tempat di mana banyak orang berkumpul.