Pelajar SMK Meninggal dalam Aksi 22 Mei, Sang Ayah: Mungkin Ini Jalan Allah SWT

Ade Putra, Jurnalis
Sabtu 25 Mei 2019 11:34 WIB
Pemakaman Riyan Syahputra, Siswa SMK yang Meninggal Dunia dalam Kerusuhan Aksi 22 Mei di Pontianak, Kalimantan Barat (foto: Ade Putra/Okezone)
Share :

PONTIANAK - Riyan Syahputra, seorang siswa kelas X, SMK 7 Terpadu di Tanjung Raya II, Pontianak Timur meninggal dunia, pada Jumat 24 Mei 2019, setelah dua hari menjalani perawatan di RSUD dr Soedarso.

Remaja 15 tahun yang tinggal di Kampung Kapur, Gang Bakaran Sabar, Kelurahan Banjar Serasan, Tanjung Raya II itu sebelumnya sempat berada di lokasi kerusuhan "Aksi 22 Mei".

Baca Juga: Keponakannya Tewas dalam Aksi 22 Mei, Widya: Pak Presiden, ke Mana Saya Mengadu? 

Dia dikabarkan, terkena tembakan pada perut sebelah kanannya saat berada dalam barisan massa yang terlibat kerusuhan itu. Jumat pagi, Riyan telah dimakankan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Muslim Masjid Al-Falah. Ramai sanak keluarga dan kerabat yang mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir.

Dengan wajah sedihnya, Juliansyah ayah Riyan mengaku akan mencoba ikhlas menerima apa yang telah terjadi kepada anak keduanya itu.

"Mungkin ini jalan Allah SWT dan semua telah digariskan. Jadi kita mau kata apa, duduk saja kita bisa meninggal, hanya sebab saja," tutur Juliansyah kepada wartawan saat ditemui usai pemakaman.

 

Dia mengungkapkan, Riyan mengalami luka tembak di perutnya pada saat kericuhan "Aksi 22 Mei" di Mapolsek Pontianak Timur, Rabu (22/5) sekira pukul 23.00 WIB. Kala itu, Riyan langsung dilarikan ke RSUD dr Soedarso Pontianak untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sebelum pergi untuk selama-lamanya, Riyan sempat minta izin keluar rumah kepada orang tuanya untuk melihat kondisi di luar. Saat itu, kata Juliansyah, tidak ada tanda atau firasat apapun yang dirasakan pihak keluarga.

"Ada izin. Dia bilang mau lihat ke sana (lokasi aksi, red). Namanya sifat anak-anak kan punya rasa ingin tahu," ujarnya.

Atas peristiwa ini, kata Juliansyah, istrinya masih terpukul. Pihak keluarga pun belum berniat untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. "Saya belum bisa memutuskan sendiri karena dia ramai, paman-paman dan abang sepupunya juga ada. Sehingga saya tidak bisa memutuskan sendiri meskipun saya orang tuanya," sambungnya.

Dia mengatakan, akan berkompromi terlebih dahulu kepada pihak keluarga, untuk mencari jalan keluar terbaik. "Kita cari solusi terbaiknya, keadilan yang betul-betul keadilan yang kita perlukan," jelasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya