Walaupun demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang tetap dipertahankan dalam bahasa asli atau bahasa daerahnya seperti Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan terakhir Cideng), dan lain-lain.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari masyarakat Jakarta adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.
Kendati bahasa daerah juga digunakan oleh penduduk pendatang yang berasal dari daerah lain, seperti bahasa Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura, Bugis, dan juga bahasa Tionghoa.
Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat bertemunya berbagai suku bangsa. Namun, untuk berkomunikasi antar suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.