"Kalau dilepas, (anak-anak itu) Imam Samudra waktu bom Bali itu anaknya umur sembilan tahun, sekarang sudah mati di Syiria, lebih keras dari bapaknya," tuturnya.
Namun, Suhardi mengatakan pihaknya tidak bisa menjamin apakah anak-anak tersebut tidak melakukan hal-hal yang mengancam negara Indonesia dengan gerakan radikal, untuk itu pihaknya akan membentengi diri dengan melakukan pendekatan yang humanis.
"Jadi sekarang sudah berbalik, kita sistem jangan perorangan kita putus mata rantai itu. Kita bikin sistem satu sisi kita buat daya tahan, satu sisi yang sudah terpapar kita netralkan dengan sisi kemanusiaan ini konsep yang akan kita bangun," tukasnya.
(Angkasa Yudhistira)