JAKARTA - Partai Gerindra diprediksi sedang membuka peluang untuk masuk ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Hal tersebut terlihat dari mesranya hubungan partai pimpinan Prabowo Subianto itu dengan PDIP.
Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mujahid mengatakan, pihaknya tak akan meninggalkan atau menjauh dari PKS, meski berada di dalam koalisi. Sebab, persahabatan dengan partai berlambang bulan sabit kembar itu tak bisa dipisahkan hanya karena berbeda posisi.
Baca Juga: Tegaskan Akan Tetap Oposisi, PKS Yakin Ada Parpol Lain di Luar Pemerintahan
"Apapun posisi Gerindra nanti (koalisi atau oposisi), itu tidak berarti menjauh dan meninggalkan PKS," ujar Sodik kepada Okezone, Jumat (2/8/2019).
Menurut dia, perbedaan pandangan politik tak membuat hubungan baik yang selama ini sudah terjalin dengan PKS menjadi renggang.
"Kita semua bekerja untuk rakyat dan bangsa. Beda jalan bukan berarti musuhan, tetapi tetap bersahabat," katanya.
Ia menyatakan, pihaknya belum memutuskan langkah politik ke depannya, apakah masuk koalisi atau menjadi oposisi. Kata dia, keputusan itu akan diumumkan setelah Partai Gerindra menggelar Rakernas pada September mendatang.
Baca Juga: Pilih Oposisi, PKS Akan Dapatkan "Air Bah" Keuntungan
Sebelumnya, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera berharap Partai Gerindra tetap ikut bersama pihaknya dalam lima tahun mendatang dengan menjadi oposisi. Karena, dinilai berdasarkan etik dan logika poltik, maka etisnya Gerindra itu menjadi parpol pengontrol berjalannya pemerintahan.
“Kami tetap berdoa agar dapat bersama dalam oposisi,” ujar Mardani.
(Fiddy Anggriawan )