NEW YORK – Aktivis perubahan iklim Greta Thunberg (16) mengecam para pemimpin yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengkhianati generasinya karena gagal mengatasi emisi gas rumah kaca.
Remaja Swedia itu dalam pidatonya sering mengulangi kata-kata "Berani-beraninya kalian".
Menjelang konferensi, PBB mengeluarkan rilis yang mengatakan 66 negara berjanji untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 bersama dengan 10 wilayah, 102 kota, dan sejumlah bisnis.
"Right here, right now is where we draw the line. The world is waking up - and change is coming."
-- @GretaThunberg addresses world leaders at UN #ClimateAction Summit. https://t.co/g4uXzT9aRM pic.twitter.com/4nEpUF65Lj— United Nations (@UN) September 24, 2019
Tetapi prediksi pra-KTT tentang komitmen baru yang menjadi berita utama, terutama Cina dan India, gagal menyamai kenyataan, membuat marah para pegiat lingkungan.
Baca juga: Perubahan Iklim Bisa Memicu Krisis Pangan Dunia
Baca juga: Greta Thunberg: Sendirian Melawan Perubahan Iklim Kini Dapat Dukung dari Seluruh Dunia
Ilmuwan percaya kenaikan suhu jangka panjang harus dibatasi hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri untuk mencegah pemanasan yang tak terkendali yang bisa berdamapak bencana.
Tingkat emisi yang dilepaskan ke atmosfer berada pada titik tertinggi sepanjang waktu, memicu bahaya cuaca global dari gelombang panas hingga badai hebat dan kebakaran hutan yang hebat.
Data baru yang dirilis pada Senin (23/9/2019) menunjukkan es lautan Kutub Utara 2019 berada di peringkat kedua terendah.
"Saya seharusnya tidak berada di atas sini. Saya harus kembali ke sekolah," kata Thunberg yang telah menjadi wajah global dari gerakan anak muda yang melawan krisis iklim mengutip AFP, Selasa (24/9/2019).
“Beraninya kalian. Kalain telah mencuri mimpi dan masa kecil saya dengan omong kosong kalian,” tegas Greta.
Ia menambahkan, “Orang-orang menderita. Orang-orang sekarat.”
Hal-hal tidak banyak membaik ketika sejumlah pemimpin nasional naik ke podium dengan mengatakan mereka memahami gentingnya situasi tetapi gagal mengumumkan rencana yang konkret.
Kelompok lingkungan dan kampanye perubahan iklim bereaksi dengan kekecewaan.
"Saya pikir seruan Greta yang berapi-api dan bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan diabaikan," kata kepala Greenpeace Internasional Jennifer Morgan.
(Rachmat Fahzry)