JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo mengatakan, desa memiliki potensi besar untuk sektor perbankan. Menurutnya, rata-rata konglomerat dan klien besar perbankan berasal dari pengusaha pasca panen perdesaan.
Hal tersebut dikatakan saat memberikan sambutan pada pendandatanganan nota kesepahaman terkait perjanjian kerjasama layanan dan jasa perbankan antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan PT Bank Mandiri Tbk di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Senin 30 September 2019.
“Orang suka underestimate (meremehkan) desa. Padahal kalau diperhatikan, semua konglomerat di Indonesia mulanya adalah pengusaha pasca panen di desa-desa. Dan seluruh konglomerat di negara berkembang di dunia, itu berasal dari pengusaha pasca panen di desa, yang usahanya berkembang dan berkembang menjadi lebih besar lagi,” ujarnya.
Menurutnya, potensi perbankan juga didukung oleh adanya program dana desa, program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), dan berbagai program bantuan dari bank dunia serta lembaga-lembaga internasional lainnya. Berbagai program dan bantuan tersebut menurutnya, telah membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan di desa.
“Jadi opportunity di desa besar, termasuk Bank Mandiri, karena ada dana desa, ada Prukades,” ujarnya.