Seorang pejabat senior intelijen Irak mengatakan kepada Associated Press bahwa beberapa bulan yang lalu seorang pembantu Irak al-Baghdadi terbunuh di Irak barat oleh serangan udara AS, dan istrinya ditangkap dan diserahkan kepada pihak berwenang Irak.
Pejabat itu mengindikasikan bahwa sang istri akhirnya menjadi sumber informasi utama tentang keberadaan Baghdadi. Orang-orang Irak yang menahannya akhirnya bisa meneruskan ke koordinat AS Baghdadi melalui informasi yang mereka pelajari dari istri ajudan itu.
Baca juga: Testimoni Gadis Indonesia Hidup Bersama ISIS
Seorang pejabat keamanan Irak kedua mengatakan ipar Baghdadi baru-baru ini ditangkap oleh Irak dan juga memberikan informasi tentang keberadaan Baghdadi.
Dua istri pemimpin ISIS, yang keduanya menggunakan alat peledak yang tidak pernah diledakkan, diturunkan. Beberapa anaknya diambil dari markas dan masih hidup. Beberapa orang lainnya tewas dalam serangan itu.
Trump mengatakan lebih banyak orang terbunuh daripada yang ditangkap, tetapi membenarkan ada beberapa di tahanan AS.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi mengkonfirmasi pada hari Minggu bahwa mereka telah bekerja dengan AS pada operasi 'sukses' melawan Negara Islam.
"Operasi kami yang kuat dan efektif sekali lagi mengkonfirmasi kekuatan dan tekad kami untuk mengejar (Negara Islam)," kata kepala kantor media SDF.
Pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi menjadi buronan paling dicari di AS dan Eropa sejak seruan berperang pada 2014.
Dia mendorong para jihadis yang tidak dapat melakukan perjalanan ke kekhalifahan untuk bukannya membunuh di mana saja dengan mereka menggunakan senjata apa pun yang mereka miliki. Imbasnya terjadi serangkaian serangan di Inggris dan Eropa.
Kata-katanya menginspirasi lebih dari 140 serangan teroris di 29 negara selain Irak dan Suriah, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 2.043 orang, CNN melaporkan.
Sejak 2016, Departemen Luar Negeri AS telah menawarkan hadiah hingga USD25 (sekira Rp351 miliar) juta untuk informasi atau intelijen yang dapat menyebabkan penangkapan atau kematian Baghdadi.
Baghdadi memimpin ISIS selama lima tahun terakhir, memimpin kekuasaannya ketika ia menumbuhkan reputasi biadab untuk pemenggalan dan eksekusi mengerikan.
(Rachmat Fahzry)