ORANG TUA perempuan yang diperkosa dan disiksa oleh Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi, mengatakan Kayla Mueller bisa saja masih hidup jika Barack Obama sama tegasnya dengan Donald Trump.
Marsha Mueller, ibu Kayla memuji sikap Presiden Donald Trump dengan mengatakan, "Saya masih mengatakan Kayla masih ada di sini, jika Obama sama tegasnya dengan Presiden Trump."
Sementara Carl Mueller, ayah Kayla berterima kasih kepada Jenderal Mark Milley karena mendedikasikan nama operasi didedikasikan untuk putrinya yang meninggal saat menjadi tahanan ISIS pada 2015.
Baca juga: Inilah Anjing Pahlawan Dalam Perburuan Pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi
Baca juga: Pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi Tewas oleh Serangan AS, Kemenhan Rusia Ragu
Presiden Donald Trump memuji Kayla dengan menyebutnya sebagai 'wanita muda yang cantik' bersamaa dia mengumumkan kematian al Baghdadi yang tewas meledakkan diri, bersama dengan tiga anaknya, dalam sebuah serangan oleh pasukan khusus AS.
"Kami baru mengetahui bahwa semuanya dipersembahkan untuk Kayla berkat Jenderal [Mark] Milley dan ini sangat menyentuh," kata Carl Mueller mengatakan kepada ABC News melansir Daily Mail, Selasa (29/10/2019).
"Presiden Trump menyebutkannya hari ini dalam pernyataannya dan dia menyebutkan bahwa dia pantas mendapatkan apa yang dia dapatkan atas apa yang dia lakukan pada Kayla."
Kayla Mueller adalah seorang pekerja kemanusiaan asal AS. Ia disandera pada 2013 setelah ia menyeberangi perbatasan Turki untuk mengunjungi sebuah rumah sakit di Suriah yang dilanda perang.
Selama 18 bulan penahanannya, Kayla dipaska menikah dengan Baghdadi. Ia diperkosa beberapa kali, menurut kesaksian budak seks ISIS yang mengatakan mereka berada di sampingnya. Dia juga dipaksa masuk Islam tetapi tidak benar-benar menerima agama.
Kayla banyak menyelamatkan nyawa tawanan wanita. Ia terbunuh pada 2015 tetapi tubuhnya tidak pernah ditemukan. Setelah kematiannya diumumkan pada Februari 2015, orang tuanya pergi ke Irbil untuk bertemu dengan Umm Sayyaf, istri dari pimpinan ISIS yang terkemuka, Abu Sayyaf.
"Itu membuat perbedaan besar ketika Anda berbicara dengan orang-orang ini dengan sikap kemanusiaan," kata Carl Mueller kepada ABC.
“Kami tidak peduli apa yang Anda lakukan, apa yang telah Anda lakukan—kami hanya ingin tahu apa yang Anda ketahui tentang putri kami agar bisa membawanya pulang,” lanjut Carl.