SANTIAGO – Dua polisi wanita Chile terbakar ketika para demonstran berunjuk rasa di Santiago, ibu kota negara itu.
Melansir Reuters, Rabu (6/11/2019) peristwia itu terjadi ketika polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk merespons para pengunjuk rasa, yang melempari bom molotov ke arah polisi.
Dua petugas polisi terbakar. Mereka dibantu oleh rekan-rekan yang menggunakan alat pemadam api untuk memadamkan api.
Kedua polisi wanita itu, María José Hernández Torres (25) dan Abigail Catalina Aburto Cardenas (20), keduanya anggota pasukan khusus polisi Santiago, berada dalam kondisi serius di rumah sakit, kata polisi.
Baca juga: Jutaan Warga Turun ke Jalan Tuntut Presiden Chile Mundur
Baca juga: 3 Polisi Chile Diduga Pakai Kokain Sebelum Amankan Demonstrasi
Fotografer Reuters Jorge Silva, kyang melihat langsung kejadian menceritakan momen saat kedua polisi terkena bom molotov.
"Saya menyadari seorang petugas polisi terbakar karena bom molotov dan timnya berusaha memadamkan api," katanya.
Tiga fotografer Reuters menangkap gambar yang memperlihatkan salah satu petugas, helmnya terlepas, meringis kesakitan ketika rekan-rekannya menyemprotnya dengan pemadam api untuk mencoba memadamkan api.
Ivan Alvarado, seorang fotografer Reuters yang berbasis di Chili yang mendokumentasikan pemandangan itu dari atap di dekatnya, mengatakan api menyebar dengan cepat.
"Para petugas berusaha untuk mengeluarkan mereka dengan tangan mereka," katanya.
Menteri Dalam Negeri Chili Gonzalo Blumel mengunjungi kedua polisi wanita di rumah sakit dan mengecam serangan itu sebagai kekerasan murni serta tidak ada hubungannya dengan tuntutan warga.
"Itu adalah agresi yang kejam dan pengecut terhadap dua petugas polisi yang bekerja untuk melindungi keselamatan rekan-rekan kami," katanya.
#Chile 04.10: Cops attacked with molotovs in #Santiago's Plaza Italia in response to the massive police crackdown on anti-government protests.https://t.co/uYolGWEZhchttps://t.co/U0brtps6TA
Against police brutality and fascist State. #ChileDesperto #ChileResiste pic.twitter.com/60k3yBBbJo— th1an1 (@th1an1) November 5, 2019
Henry Romero, seorang fotografer Reuters yang biasanya bermarkas di Meksiko yang juga berada di tempat kejadian, mengatakan insiden itu memicu tanggapan langsung dari polisi.
"Sejak saat itu, keadaan semakin intensif, polisi mulai menggunakan banyak gas dan peluru karet," katanya.
Sumber kepolisian, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan petugas di alun-alun mengikuti prosedur operasi standar, mengerahkan meriam air, kemudian gas air mata. Dia mengatakan peluru karet hanya digunakan dalam kasus ketika "bahaya akan terjadi" kepada petugas polisi. "Kontrol ketertiban umum sangat kompleks," katanya.
Kedua wanita itu termasuk di antara 800 petugas polisi yang terluka dalam demonstrasi selama dua minggu terakhir, bersama dengan 1.650 pemrotes yang telah dirawat di rumah sakit, menurut kelompok hak asasi manusia.
Lebih dari seminggu terakhir, warga Chile melakukan aksi protes atas struktur sosial-ekonomi, yang berdampak upah dan pensiun yang rendah, perawatan kesehatan dan pendidikan yang mahal, dan besarnya kesenjangan antara kaya dan miskin. Mereka menuntut Presiden Chile Sebastian Pinera untuk mundur.
(Rachmat Fahzry)