Tuntutan tersebut termasuk peningkatan kualitas pendidikan, perawatan kesehatan dan sistem pensiun, padahal Chile satu negara terkaya di Amerika Latin.
Seorang siswa berusia 17 tahun, Ginette Perez, yang bergabung dengan kerumunan yang membanjiri jalan-jalan minggu ini, mengatakan, "Tuntutan kami masih tidak terpenuhi, jadi kami akan terus memprotes."
Presiden Chile, Sebastian Pinera, mengumumkan langkah-langkah awal pekan ini untuk meningkatkan keamanan dan memberikan sanksi berat untuk vandalisme. Protes yang telah menewaskan sedikitnya 20 orang.
Lebih 2.500 orang diperkirakan terluka dalam protes yang juga telah memaksa pembatalan dua KTT internasional utama di Santiago, ibu kota Chile.
Pinera diharapkan merombak kabinetnya dan mengumumkan kenaikan gaji minimum.
(Rachmat Fahzry)