DOHA - Kelompok Taliban Afghanistan telah membebaskan dua akademisi Barat yang disandera sejak 2016 sebagai bagian dari pertukaran dengan tiga gerilyawan seniornya yang dipenjara. Warga Amerika Serikat (AS) Kevin King dan Timothy Weeks dari Australia dibebaskan tiga tahun setelah diculik di luar Universitas Amerika Afghanistan di Kabul di mana mereka bekerja sebagai profesor.
Dua profesor bahasa Inggris disergap itu oleh orang-orang bersenjata dan diambil dari sebuah kendaraan saat meninggalkan kampus universitas mereka di Kabul pada Agustus 2016. Pasukan khusus SEAL dari Angkatan Laut AS mencoba melakukan misi penyelamatan beberapa hari kemudian, tetapi Weeks dan King telah dipindahkan hanya beberapa jam sebelumnya.
BACA JUGA: Pembicaraan Damai Dibatalkan, Taliban: Akan Lebih Banyak Pasukan AS yang Tewas
Tiga militan Taliban tiba di Qatar dari Afghanistan sebagai bagian dari pertukaran itu.
Para pejabat Afghanistan mengatakan kesepakatan itu bertujuan memulai kembali perundingan damai dengan Taliban. Presiden Ashraf Ghani mengatakan pekan lalu keputusan itu "sulit, tetapi penting" dan merupakan sebuah "isyarat kemanusiaan".
Tahanan yang dibebaskan dalam pertukaran itu termasuk Anas Haqqani, seorang tokoh dan penggalangan dana dalam kelompok militan Haqqani, dan dua komandan senior lainnya, yang telah ditahan di penjara oleh otoritas Afghanistan. Kakak Anas Haqqani, Sirajuddin, memimpin jaringan pejuang Haqqani dan merupakan wakil pemimpin Taliban, yang memiliki kantor politik di Qatar.
Anas Haqqani. (Reuters)
Taliban juga mengumumkan mereka telah membebaskan 10 anggota Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan yang ditangkap, dengan mengatakan pertukaran tahanan telah "berhasil dieksekusi".
"Tindakan-tindakan ini merupakan langkah maju dalam niat baik dan langkah membangun kepercayaan yang dapat membantu proses perdamaian," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dilansir BBC, Rabu (20/11/2019).
Setelah diculik pada 2016, King dan Weeks sempat muncul di sebuah video yang dirilis pada Januari 2017 meminta Presiden terpilih AS saat itu, Donald Trump untuk menyetujui kesepakatan guna mengamankan pembebasan mereka.
Pada Selasa, seorang sumber Taliban di Afghanistan selatan mengatakan kepada BBC bahwa keduanya telah diserahkan di Distrik Nawbahar di Provinsi Zabul pada pukul 10:00 waktu setempat.
Menurut seorang petugas polisi setempat, yang terlibat dalam pertukaran itu, gencatan senjata 48 jam telah disepakati sebelum pertukaran itu. Keduanya kemudian diterbangkan dengan helikopter AS.