BEIJING – Pemerintah China akan menyensor semua teks dari kitab suci agama yang tidak sejalan dengan nilai-nilai sosialisme negara itu
Edisi-edisi baru dari kitab suci agama tersebut tidak boleh berisi konten apa pun yang bertentangan dengan kepercayaan Partai Komunis, menurut pejabat tinggi China.
Paragraf yang dianggap menyalahi aturan akan diubah atau diterjemahkan kembali.
Melansir Daily Mail, Rabu (27/11/2019) perintah penyensoran itu diberikan dalam pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, yang mengawasi masalah etnis dan agama di China.
Baca juga: Dokumen Rahasia Ungkap Cara China "Mencuci Otak" Muslim Uighur di Kamp Penahanan
Baca juga: Laporan Organisasi HAM: Begini Cara China Memata-Matai Warga Muslim Uighur di Xinjiang
Sekelompok 16 pakar, yang terdiri dari orang-orang dipercaya dan tokoh agama dari Komite Sentral Partai Komunis China menghadiri konferensi, menurut Kantor Berita Xinhua.
Pertemuan tersebut diawasi oleh Wang Yang, Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China.
Wang menekankan bahwa otoritas agama harus mengikuti instruksi Presiden China Xi Jinping dan menafsirkan ideologi agama yang berbeda, diganti dengan nilai-nilai inti Sosialisme China.
Dia mendesak para pejabat untuk membangun sistem keagamaan yang sejalan dengan karakteristik China.
Para pejabat setuju dengan arahan Wang, menambahkan bahwa misi penyensoran merupakan tonggak sejarah.
Mereka juga mengklaim bahwa dengan mengevaluasi kembali kitab serta buku agama, mereka akan mencegah “pemikiran ekstrem” dan “ide-ide sesat” yang dapat mengikis negara.