Habib Munzir, Dakwah dan Kedamaian Islam untuk Indonesia

Demon Fajri, Jurnalis
Minggu 15 Desember 2019 08:25 WIB
Habib Munzir (Foto: Ist)
Share :

SOSOK guru mulia Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa adalah salah satu ulama yang dikenal lembut, selalu memberikan kasih sayang serta berdakwah melalui berbagai majelis. Khususnya Majelis Rasulullah. Bahkan, Habib Munzir berdakwah hingga pelosok kampung Papua.

Saat mulai berdakwah, pria bernama lengkap Munzir bin Fuad Al-Musawa ini kerap naik angkutan umum. Terlebih sempat tidur di emperan toko. Banyak karomah dan keistimewaan yang dimiliki pria kelahiran Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Jumat 23 Februari 1973, ini.

Anak keempat dari 4 bersaudara pasangan suami istri (Pasutri), Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim Al-Musawa, ini dikenal sebagai pemimpin Majelis Rasulullah, SAW.

Kecintaannya di bidang agama telah terlihat sejak beliau muda. Di mana usai menyelesaikan pendidikan di jenjang sekolah menengah atas (SMA), beliau mendalami ilmu Syariah Islam, di Ma’had Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri.

Tidak hanya itu, bapak dari dua orang anak ini mengikuti kursus bahasa Arab di LPBA Assalafy, Jakarta timur. Beliau juga mandalami ilmu Syariah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur.

Habib Mundzir juga mendalami ilmu Syariah Ma’had Darul Musthafa, Tarim Hadhramaut Yaman pimpinan Habib Umar bin Hafidz, selama empat tahun. Di Darul Musthafa, sosok Habib Munzir mendalami ilmu Fiqh, tafsir Al Qur’an, hadits, sejarah, tauhid, tasawuf serta ilmu syariah lainnya.

Usai mendalami ilmu agama, pada tahun 1998, Habib Munzir kembali ke Indonesia. Beliau mulai berdakwah. Mengunjungi rumah-rumah. Duduk dan bercengkerama dengan mereka, memberi mereka jalan keluar dalam segala permasalahan.

Atas permintaan mereka, Habib Munzir membuka majelis. Mulanya hanya dihadiri sekira 6 orang. Beliau terus berdakwah, menyebarkan cinta dan kasih sayang Allah SWT.

Setiap berdakwah, Habib Munzir tidak mencampuri urusan politik. Beliau mengajarkan tujuan utama kita diciptakan. Seperti, beribadah kepada Allah, SWT. Dalam arti tidak harus duduk berzikir seharian tanpa bekerja. Hanya saja mewarnai semua gerak-gerik dengan kehidupan yang Nabawiy.

''Kalau dia ahli politik, maka ia ahli politik yang Nabawiy. Kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy. Pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy,'' sampai Habib Munzir, seperti dikutip dari Wikipedia, Senin 16 September 2013.

''Betapa indahnya keadaan umat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan,'' kata Habib Munzir, seperti dikutip Wikipedia, Senin 16 September 2013.

''Inilah dakwah Nabi Muhammad SAW yang hakiki. Masing-masing dengan kesibukannya. Tapi hati mereka bergabung dengan satu kemuliaan. Inilah tujuan Nabi SAW diutus, untuk membawa rahmat bagi sekalian alam,'' sampai Habib Munzir, seperti dikutip Wikipedia, Senin 16 September 2013.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya