Wu kehilangan ibunya ketika dia berusia empat tahun dan ayahnya meninggal ketika dia masih di sekolah.
Dia dan saudara lelakinya kemudian dirawat oleh nenek mereka, dan kemudian oleh seorang paman dan bibi yang hanya bisa membantu memberikan mereka dengan 300 yuan (sekira Rp590 ribu) setiap bulan.
Sebagian besar uang itu digunakan untuk biaya pengobatan adik lelakinya, yang memiliki masalah kesehatan mental.
Ini berarti Wu hanya menghabiskan 2 yuan sehari untuk dirinya sendiri, bertahan hidup sebagian besar dari cabai dan beras.
(Rachmat Fahzry)