Minta Maaf
Ketua Kwarcab Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan kegiatan pramuka di SD Negeri Timuran merupakan Kursus Mahir Lanjut (KML) pihaknya dengan peserta pembina dari berbagai daerah di sekitar DIY.
"Pembina yang mengajarkan tepuk itu peserta dari Gunungkidul," katanya.
Baca juga: HUT Ke-58 Pramuka, Jokowi: Terima Kasih karena Terus Menjadi Patriot
Ia menerangkan, jika mengacu pada materi yang diajarkan, sebenarnya tidak ada ajaran tepuk tangan tersebut. "Hal itu terjadi atas spontanitas pembina."
Setelah mendapat laporan dari wali murid, Kwarcab Kota Yogya langsung minta maaf dan mengklarifikasi kalau tepuk tersebut tidak ada dalam pramuka.
Baca juga: Pramuka di Era Industri 4.0? Perlu Menyesuaikan Milenial
Kwarcab Kota Yogya akan memanggil pembina dan panitia yang berkaitan dengan kegiatan itu. "Akan diluruskan apa yang keliru, juga apa konsekuensinya," ujar dia.
Guna mengantisipasi hal serupa, Kwarcab Kota Yogya akan lebih menekankan materi apa saja yang boleh dan tidak boleh diajarkan dalam konteks kepramukaan.
(Hantoro)