Seorang pejabat kementerian kesehatan mengatakan tidak seorang pun di kapal pada saat itu menunjukkan gejala dan kasus orang yang turun di Hong Kong tidak diketahui pada saat itu.
Tetapi setelah kasus mantan penumpang itu muncul, otoritas segera menggelar karantina kedua.
"Pejabat karantina di Naha mengatakan kepada kami untuk membatalkan (sertifikat pendaratan) dan melakukan karantina kedua karena kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan infeksi,” kata Suga.
Pejabat karantina sekarang memeriksa kondisi semua orang di kapal dan menguji mereka yang memiliki gejala penyakit untuk virus korona baru, serta penyakit menular lainnya, termasuk malaria dan demam berdarah, kata pejabat kementerian kesehatan kepada AFP.
Keputusan apakah akan mengizinkan kapal untuk berlabuh di pelabuhan Yokohama dan membiarkan penumpang mendarat di tanah Jepang "akan dibuat di stasiun karantina," dengan mempertimbangkan perkiraan WHO tentang masa inkubasi 10 hari.
Sejak Sabtu, Jepang telah melarang warga negara asing yang berkunjung ke Hubei dalam beberapa pekan terakhir untuk masuk ke negaranya, serta pemegang paspor yang dikeluarkan di Hubei, provinsi yang menjadi pusat wabah virus korona di China.
Jepang juga telah memulangkan ratusan warga negaranya dari Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei yang merupakan asal bermulanya wabah virus korona.
(Rahman Asmardika)