BEKASI - Hampir di setiap sudut, gundukan sampah tersaji ketika memasuki perkampungan di Desa Ciketing Udik, RT 01/RW 05, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Ya, pemandangan tak sedap itu tidak asing bagi warga di sini.
Pemandangan itu sudah biasa bagi mereka. Termasuk anak-anak di sini, mereka hampir tak menghiraukan dengan kondisi yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Sudah terkadung dilahirkan di tanah ini, mereka pun mencoba menerima nasib.
Meski lingkup yang terbilang kumuh, tetapi semangat mereka untuk belajar begitu tinggi. Sekalipun mereka terbentur kondisi ekonomi keluarga yang hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Baca juga: Rusak Parah, SDN Samudrajaya 04 Bekasi Diperbaiki Pekan Ini
Ada yang sambil menjinjing, ada pula yang tak beralas kaki. Mereka baru saja selesai melaksanakan Salat Zhuhur di Masjid Al Jihad, yang dibangun pada tahun 2016 oleh salah seorang donatur di sekitaran TPSP Bantargebang.
Setelah melaksanakan Salat Zhuhur, mereka lantas kembali ke ruang kelas, yang hanya berjarak beberapa meter dari masjid tersebut. Anak-anak dengan seragam lengkap itu sambil berlalu meninggalkan masjid.
Jalan terlihat sedikit becek, tetapi tak membuat semangat mereka kendur. Terlihat wajah semringah terpancar di antara mereka. Anak-anak di sekolah tersebut terlihat begitu semangat untuk mengikuti proses belajar mengajar di Yayasan Almuhajirin, TPST Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Baca juga: Bangun Rusunawa di Bantargebang, Walkot Bekasi Tunggu Dana dari DKI
Jarak antara gunungan sampah dengan Yayasan Almuhajirin ini sekitar 250 meter. Tak jarang, banyak yang menutupi hidung mereka dengan kain atau kerudung.