“Kelembagaan petani dari kelompok tani atau gabungan kelompok tani pun akan naik kelas menjadi Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR), koperasi atau bahkan perusahaan korporasi,” tambah Suwandi.
Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mengkorpoasikan petani. Saatnya petani meningkatkan kapasitasnya dan tidak individualistik lagi.
Suwandi juga mengapresiasi BUMP Tani Jaya yang diketuai oleh Subari karena sudah memberikan contoh penerapan pertanian berbasis korporasi. Konsep hulu dan hilur pun sudah dilakukan seperti memproduksi benih, membuat pupuk secara mandiri dan menerapkan konsep zero waste.
Dengan menerapkan zero waste Subari dan kelompoknya bisa menghemat biaya produksi sekitar hampir 30 persen. Untuk pupuk subari mengolah dari kotoran sapi, jerami padi dia olah menjadi pakan sapi dan sisa tongkol jagung diolah untuk pakan ayam dan bebek sehingga tidak ada yang terbuang menjadi limbah.
Suwandi meminta hal baik ini ditiru oleh daerah lain sebagai contoh. Untuk mendukung permodalan Kementan akan memediasi dengan perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat(KUR).