Menurut Susilo, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan 1 Januari sampai 15 Maret 2020 atau dua bulan sebelumnya yang hanya mencapai 101.285 orang. Ia menduga peningkatan tersebut terjadi karena masuk momentum bulan suci ramadan.
“Banyak orang-orang yang menuju kampung karena ada sesuatu hal (seperti Ramadan),” terangnya.
Namun demikian, Susilo mengatakan bahwa jumlah warga yang meninggalkan Jakarta menggunakan bus AKAP tersebut justru tidak lebih banyak dengan mereka yang datang ke Jakarta.
Artinya meski Jakarta menjadi pusat virus corona di Indonesia, banyak warga daerah justru yang datang ke kota tersebut. Susilo menjelaskan, berdasarkan data dari 16 Maret sampai 23 April tercatat ada 116.995 penumpang.
(Awaludin)