Brett Callow, seorang peneliti untuk Emsisoft, yang berspesialisasi dalam menangani insiden ransomware, mengatakan kepada Sky News bahwa meski peretasan dilakukan dengan ransomware, nilainya informasi yang didapat peretas dianggap terlalu tinggi untuk ditebus.
“Bahkan jika perusahaan membayar tebusan, tidak ada jaminan bahwa penjahat akan menghancurkan data yang dicuri, terutama jika ia memiliki nilai pasar yang tinggi," ujar Callow sebagaimana dilansir RT.
Media AS menuding kelompok Rusia bertanggungjawab atas peretasan Westech. Alasan utama tudingan itu adalah karena jenis ransomware yang digunakan, bernama MAZE, di masa lalu telah diperdagangkan di berbagai pasar kejahatan siber berbahasa Rusia.
Meski begitu, sejauh ini tidak ada bukti yang mengaitkan kejahatan tersebut dengan Kremlin.
Ini bukan kebocoran data rudal pertama yang dilaporkan dalam sebulan terakhir. Pada Mei, surat kabar Jepang, Asahi Shimbun melaporkan bahwa rincian rudal canggih Jepang mungkin telah bocor ketika dikirim ke berbagai kontraktor sebagai penawaran.
(Rahman Asmardika)