Selain itu, kata Hasanudin, para kiai juga mengkhawatirkan adanya hasil rapid test yang tak sesuai atau dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu yang dapat menjerumuskan para kiai di Kota Serang.
"Sepakat kita nyatakan sikap menolak rapid test. Enggak ada yang namanya rapid test yang dilakukan pemerintah. Intinya tidak ada rapid test kalau emang sudah waktunya mati mah matilah," ujarnya.
Namun, para pengurus Ponpes juga tidak akan melakukan rapid test kepada santri yang akan kembali memulai aktivitas belajar mengajar. Namun, protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan cuci tangan serta jaga jarak akan ditaati.
"Yang penting ada keterangan orangtua bahwa anaknya tersebut tidak ada aktivitas ke luar rumah selama lockdown," kata Hasanudin.
(Arief Setyadi )