MALANG - Seorang perwira menengah dari Polresta Malang Kota terduduk lesu di pinggiran nisan makam. Ia baru saja menyelesaikan tugas memakamkan jenazah pasien Covid-19. Sesekali mengecek ponselnya, apakah ada telepon masuk dari keluarga di rumah. Maklum sudah sejak Maret tidak bertemu anak istri, jadi rasa rindu terhadap keluarga selalu hadir dalam benaknya.
Namun, demi membantu warga dalam pemulasaraan jenazah covid, ia rela meninggalkan keluarha selama lebih dari 3 bulan ini. Total sudah 70 jenazah yang ia dan timnya makamkan. Tapi apa yang mereka lakukan tak sia-sia, apalagi mendapat perhatian khusus dari pemimpin tertingginya, Kapolri Jenderal Idham Azis. Ya, kisah heroik perwira yang disebut warga malang sebagai kasat pemakaman ini, mendapatkan apresiasi dari Kapolda Jatim hingga Kapolri.
Awalnya, tujuan Kapolresta Malang Kota membentuk tim relawan yang diketuai Kompol Sutiyono ini, hanya untuk membantu warga dan tidak pernah menyangka sampai melakukan pemakaman hingga 70 jenazah, bahkan pernah 8 jenazah dalam satu hari. Sutiono bekerja dibantu 5 anggota polisi lainnya.
Selain Kompol Sutiyono sebagai ketua tim, ada 5 anggota relawan lainnya yakni Ipda Zainul Arifin, Aiptu Arif Santoso, Aipda Abdillah Cholid, Bripka Pery Budi dan Briptu Mubin Nurhuda. Bukan hanya menguburkan, keenam polisi itu pun mensholatkan jenazah yang muslim.
(Kompol Suyitno, polisi memakamkan 70 jenazah covid-19 saat dihubung Kapolri Jenderal Idham Azis)
Tak jarang, Sutiyono yang kini menjabat Kasat Intelkam Polresta Malang Kota ini, bersama timnya mensholatkan jenazah covid 19 sendiri lantaran tak ada yang berani mensholatkan. Bukan hanya siang hari, pemakaman jenazah covid 19 inipun sering dilakukan saat dini hari. Pasalnya tak semua orang bisa memakamkan jenazah pasien covid 19, personil pemakaman harus dilengkapi dengan APD dan bekal keterampilan tertentu.
Pemakaman jenazah Covid 19 ini bukannya tanpa hambatan, perdebatan kadang terjadi lantaran masih ada keluarga pasien yang menolak dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19. Ia pun bersama timnya harus memberikan pemahaman kepada kelurga pasien untuk meminimalisir penyebaran covid 19.
Untuk melepas lelah, tak jarang kasat intelkam bersama timnya pun tidur di tempat seadanya. Bahkan, mereka terkadang juga tidur di atas pusara maupun di kamar mayat.
Selama masa pandemi, sudah hampir tiga bulan Sutiyono tak pulang ke rumah. Untuk mengobati rasa rindu dengan keluarga yang berada di luar kota, ia hanya bisa berkomunikasi melalui panggilan video call. “Protes dari keluarga sudah pasti terutama dari putri bungsu saya, karena gak pulang-pulang. Tapi ini saya lakukan demi kemanusiaan dan menjaga keselamatan keluarganya, lantaran ia bersinggungan langsung dengan pasien covid 19,” tuturnya.