SOLO - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo tidak mempermasalahkan jika Solo di sebut masuk zona hitam penyebaran virus corona atau Covid-19. Dengan label tersebut, Rudy berharap masyarakat akan lebih waspada dan hati-hati.
Meskipun, sebenarnya penyebutan zona hitam itu lebih merujuk pada lonjakan jumlah pasien Covid-19, di mana biasannya penambahan hanya sebanyak 1-2 orang, namun kali ini lonjakannya melonjak menjadi 18 pasien positif. Menyusul 25 tenaga medis yang merupakan civitas akademika UNS Solo positif Covid-19.
"Tidak apa-apa Solo disebut Zona hitam. Justru dengan penyebutan Solo masuk zona hitam, supaya membuat masyarakat lebih waspada lagi," kata Rudy, Senin (13/7/2020).
Menurut Rudy, label Solo masuk zona hitam tak bisa dihindari lagi. Karena rumah sakit rujukan Covid-19 itu memang ada di Kota Solo. Meskipun secara administratif RS dr Moewardi milik Pemprov Jawa Tengah, namun letak rumah sakit itu berada di wilayah Solo.
"Perkara RS dr Moewardi itu yang ngurusi itu propinsi, namun (lokasi) di wilayah Solo. Jadi Solo mau dikatakan (zona) hitam ya bener. Wong Kabeh ngebyuk neng (Semuanya berada di) Solo kok. Pasiennya kan di Solo, sampai penuh," tuturnya
Kendati begitu, Rudy memastikan bila Kota Solo itu belumlah masuk zona hitam. Solo akan benar-benar masuk zona hitam bila jumlah pasien Covid-19 sudah mencapai 60 persen.
"Masuk zona merah saja belum, minimal 1 persen dari jumlah penduduk. Tapi apapun itu yang namanya virus kita nggak bisa nglihat kok," kata dia.