Dalam meningkatkan mutu pendidikan SPK, TIS memiliki visi integrated learning program yang sejalan dengan tujuan menyelenggarakan satuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dengan mengajak para peserta didik untuk melakukan riset di desa-desa adat dan membantu mempromosikan kerajinan desa tersebut.
“Peserta didik melakukan riset mulai dari ide, permasalahan, dan solusi dari mereka sendiri. Hasil riset itu nantinya akan dipresentasikan di hadapan panelis dan mereka harus mempertahankan hasil risetnya tersebut. Artinya apakah riset mereka bisa dilakukan, impact-nya seperti apa, dan bisa berkontribusi apa untuk sekeliling mereka,” tutur Sylva.
Sylva menjelaskan, kegiatan riset keunggulan lokal bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para peserta didik pada lingkungan sekitar mereka. Ini pun menjadi bekal bagi peserta didik untuk memberikan solusi pada setiap permasalahan yang nantinya mereka hadapi dan memberikan kontribusi kepada lingkungan sekeliling mereka.
Selain itu, SPK juga melakukan langkah dalam meningkatkan pendidikan melalui tenaga pendidik dimana TIS memiliki 80 persen guru-guru WNI.
“TIS memberikan kesempatan bagi guru-guru WNI untuk berkembang dengan in-house training dan membangun kerja sama dari luar melalui virtual learning. Ini pun bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada peserta didik yang pembelajarannya dilakukan secara daring agar peserta didik tidak bosan dalam belajar,” pungkas Sylva.
Seperti kita ketahui SPK adalah Satuan Pendidikan Kerjasama Lembaga Pendidikan Indonesia (LPI) yang berakreditasi Nasional A dengan Lembaga Pendidikan Asing (LPA) yang diakui dari Negara asalnya.