"Seharusnya, yang dilakukan adalah agresif atau proactive testing. Artinya, melakukan tes secara acak dari penduduk di satu wilayah ke penduduk di wilayah lainnya. Jika suatu daerah sudah melakukan aggressive testing dengan jumlah diatas 5 persen, barulah akan tergambar kondisi Covid-19 yang sebenarnya di daerah tersebut," jelasnya.
Menurut dia, jika hasil passive testing Covid-19 yang digambarkan kepada masyarakat maka sebenarnya itu merupakan sebuah masalah seperti puncak gunung es. Oleh karena itu, Tito pun menyarankan agar Pemerintah Kota Depok bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti universitas, untuk mendorong Depok lebih banyak melakukan tes Covid-19.
"Gunanya apa, untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam menghadapi pandemi. Supaya kita bisa tahu siapa yang positif, negatif, segera untuk kita lakukan karantina, dipisahkan," pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)