"Kita akui, bahwa kepanikan masyarakat akibat informasi potensi gempa megathrust sudah sering kali terjadi, dan terus berulang sejak pasca peristiwa tsunami Aceh 2004. Gaduh akibat potensi gempa megathrust dan tsunaminya selalu muncul, setiap para ahli mengemukaan pandangan mengenai potensi gempa dan tsunami," lanjutnya.
"Untuk mengakhirinya, kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah kagetan setiap ada informasi potensi bencana. Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana," lanjut dia.
Rahmat juga tak menampik bahwa terkadang media menyajikan berita yang tidak utuh dalam mengutip narasumber. Sehingga, menghasilkan berita sepotong-sepotong yang akhirnya menimbulkan salah persepsi di masyarakat.
"Mari bersama kita akhiri kepanikan ini dan kini saatnya bersama-sama menata mitigasi," pungkasnya.
(Awaludin)