"Seringkali PNI, Nahdatul Ulama, Masyumi, dan PKI pada saat kampanye lokasinya berdekatan. Tapi yang memang terlihat berkonflik adalah PKI dan Masyumi. Entah saling ejek atau semacamnya. Tapi tidak sampai ribut," tambahnya.
Masih kata Akbar, kader dan simpatisan PKI juga melakukan doktrin terhadap anak-anak di Cirebon. Mereka mencuci otak anak-anak dengan propaganda PKI.
"Dari sisi propaganda, mereka masuk ke semua lini. Bahkan sampai level anak-anak," imbuhnya.
Meski demikian pengaruh PKI di Cirebon perlahan hilang setelah peristiwa G30S PKI. Orang-orang yang dianggap sebagai kader ataupun simpatisan PKI, ditangkap dan diadili. (qlh)
(Amril Amarullah (Okezone))