Peristiwa Kekerasan 1965 di Mata Sejarawan John Roosa

Harits Tryan Akhmad, Jurnalis
Selasa 29 September 2020 13:22 WIB
Tangkapan Layar Media Sosial
Share :

JAKARTA - Sejarawan University of British Columbia, Vancaouver, Kanada, John Roosa menilai kekerasan di tahun 1965 adalah sebuah hal yang tidak normal.

(Baca juga: Kisah Gubernur Jatim dan Dua Perwira Polisi yang Dibantai PKI di Hutan Belantara)

“Saya kira kekerasan yang terjadi di tahun 1965 itu tidak normal untuk orang zaman itu dan untuk orang yang melihat, untuk pelaku untuk korban. Itu up normal dan tidak wajar,” ujar Roosa dalam dalam acara bertema 1965: Sejarah yang Dikubur, Selasa (29/9/2020).

Diketahui pada tahun 1965 bangsa Indonesia mengalami sejarah pembantaian kelam akibat Gerakan 30 September (G30S) 1965 yang dilakukan gerombolan komunis dengan didalangi DN Aidit dan tokoh lainnya seperti Sjam Kamaruzzaman dari Biro Khusus PKI.

Roosa melanjutkan, sejatinya kekerasan dengan membunuh orang adalah sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Apalagi dengan cara disengaja yang dimana mereka para tahahan dibawa dengan sebuah truk dan dibawa ke tempat sepi dan dibunuh.

Apalagi, lanjut dia, tidak ada ingatan jelas tentang peristiwa ini. Ditambah lagi tidak ada saksi yang tersisa agar dapat menceritakan peristiwa kekerasan di tahun 1965 itu.

“Karena mereka tahu penghilangan paksa dan sangat pelaku tidak mau bicara terus terang korbannya gak ada lagi,” imbuhnya.

Lebih jauh menurut Roosa pembunuhan para tahanan yang dilakukan pada tahun 1965 ini adalah sebuah upaya menghilangkan seseorang tanpa keluarganya mengetahui.

“Ini pola umum. Lebih gampang membunuh tahanan daripada orang yang masih di desa atau di kampung,” tukasnya.

Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal dengan sebutan G30S/PKI pecah di Jakarta dan Yogyakarta. Di mana saat itu terjadi pemberontakan PKI, dengan menculik enam perwira tinggi dan satu perwira TNI Angkatan Darat diculik, lalu dibunuh, dan bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Seokarno.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya