“Selama masa jabatan mantan Presiden Jiang Zemin, semua gereja resmi adalah pembantu Partai dan tidak pernah berada di bawah tekanan. Namun, sejak 2014, pemerintah mulai membatasi gereja bawah tanah dan gereja resmi," katanya, seraya menambahkan bahwa ini menunjukkan China memperketat pengawasan agama dan mendorong komunisme.
BACA JUGA: Menanggapi Darurat Kebebasan Beragama di China
Sementara itu, ketika Vatikan melanjutkan hubungannya dengan Partai Komunis China, ada beberapa umat Katolik yang mengatakan kesediaan Gereja untuk bekerja dengan otoritas belum meningkatkan kebebasan beragama mereka sendiri, terutama bagi umat pengikut gereja bawah tanah.
Bulan ini Vatikan mengonfirmasi Paus Fransiskus telah menyetujui kesepakatan dengan China mengenai proses, yang masih dirahasiakan, untuk menyetujui para uskup di negara itu. Vatikan membela upaya itu sebagai hal yang diperlukan untuk mengembangkan gereja di sana.
Namun di China, sebagian umat Katolik berkeberatan dengan upaya tersebut.
(Rahman Asmardika)