Presiden Emmanuel Macron mengatakan insiden itu adalah "serangan teroris Islam" terhadap Prancis dan nilai-nilai yang dianut negara itu. Dia menyatakan akan meningkatkan jumlah personel keamanan untuk melindungi tempat-tempat umum, seperti gereja dan sekolah, akan ditingkatkan dari 3.000 menjadi 7.000, atau lebih dari dua kali lipat.
BACA JUGA: Pelaku Serangan Pisau di Gereja Nice Baru Beberapa Hari Tiba di Prancis
Serangan itu terjadi hanya berselang beberapa pekan setelah pembunuhan serangan lain awal bulan ini di dekat sebuah sekolah di barat laut Paris. Samuel Paty, seorang guru, dipenggal beberapa hari setelah menunjukkan kartun kontroversial Nabi Muhammad kepada beberapa muridnya.
Pembunuhan itu telah meningkatkan ketegangan di Prancis. Pembelaan Macron atas hak untuk menerbitkan kartun dan upaya pemerintah untuk menindak radikal Islam telah membuat marah Turki dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya.
(Rahman Asmardika)