Joe Biden Tertolong Surat Suara via Pos

Koran SINDO, Jurnalis
Sabtu 07 November 2020 07:54 WIB
Joe Biden (Foto : Reuters)
Share :

Di Gedung Putih, Trump yang relatif tenang merespons perkembangan hasil pemilu. Trump masih meyakini akan memenangi pemilu. “Kalau dihitung suara sah, saya mudah menang. Tapi jika Anda menghitung suara ilegal, mereka dapat mencoba mencuri pemilu dari kami,” ujarnya.

Trump memilih berada di Oval Office daripada di West Wing yang lebih luas. Banyak staf seniornya justru berkumpul di kantor pusat kampanye di dekat Virginia. “Dia (Trump) terus berkomunikasi, dia terus memonitor, berbicara dengan semua negara bagian. Meskipun itu tidak terlalu bagus, dia tetap bertarung,” kata salah satu kolega Trump tanpa menyebutkan nama.

Jalanan dan Pengadilan

Pilpres AS yang hingga tadi malam belum mendapatkan hasil final juga menyisakan anjloknya praktik demokrasi di negeri ini. Bahkan sejumlah kalangan menyebut titik demokrasi di AS berada di level paling buruk dalam sejarah negara tersebut. Tidak ada jiwa demokratis yang dikedepankan dalam pertarungan demokrasi karena pemilu presiden AS justru terus berlanjut ke jalanan dan pengadilan. Padahal yang diperebutkan adalah suara rakyat.

Rendahnya praktik demokrasi itu wajar karena pemilu AS identik dengan polarisasi di antara dua kubu, yakni Demokrat dan Republik. Ideologi liberal, sosialisme serta konservatif berhadapan dengan nasionalisme kanan. Pertarungan dua kandidat bukan hanya menyangkut kepentingan partai, tetapi juga masa depan kelompok yang saling bertarung.

Tim kampanye Trump juga harus menanggung malu karena hakim di Georgia dan Michigan menolak gugatan hukum mereka. Sejauh ini gugatan hukum yang dikabulkan adalah di Pennsylvania dengan menetapkan pengawas pemilihan boleh berdiri lebih dekat dengan titik penghitungan suara. Seorang hakim federal menolak permintaan tim kampanye Trump untuk menghentikan penghitungan suara pilpres di Philadelphia selama pengamat dari Partai Republik tidak hadir.

Para pakar hukum menyatakan kasus yang diajukan ke pengadilan tidak memiliki pengaruh pada hasil pemilu. Penasihat hukum tim kampanye Biden, Bob Bauer, mengatakan gugatan itu sebagai bagian kampanye misinformasi lebih luas.

Dalam pandangan Steven Mulroy, pakar hukum pemilu dari Universitas Memphis, pertarungan pemilu presiden ini tidak akan diputuskan Mahkamah Agung. Dia mengatakan kasus Florida pada era Bush vs Gore pada 2000 tidak akan terulang di Pennsylvania. "Langkah Trump menjegal kemajuan Biden melalui proses hukum sebagai tembakan panjang yang tak perlu banyak dipertanyakan," katanya seperti dilansir The Conversation.

Sementara itu demonstrasi sebagai bentuk protes kian menjadi ciri pada pemilu presiden 2020 baik sebelum atau sesudahnya. Para pendukung Trump mulai menggelar aksi demonstrasi sejak Kamis malam karena menganggap pemilu telah dicurangi. Mereka juga kerap bentrok dengan para pengunjuk rasa pendukung Biden yang menuntut penghitungan suara terus dilanjutkan.

Di Arizona, satu dari negara bagian yang menjadi pusat pertarungan antara Trump dan Biden, para pendukung Trump memasuki pusat Departemen Pemilu Maricopa di Phoenix. Banyak pendukung Biden juga ikut beraksi di sana. Seorang pria membawa foto presiden dengan bendera babi Nazi ketika aktivis sayap kanan Alex Jones sedang berorasi. Polisi mengintervensi aksi tersebut karena tidak ingin hal itu memicu kerusuhan. (Andika H Mustaqim)

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya