Dia pun terkejut jika hal ini menimbulkan kegaduhan di dunia maya. Dia bahkan berkilah jika kehebohan ini terjadi karena masalah bentuk tubuh Shimi. “Jika seorang gadis kurus menggantikan Shimi, masalahnya akan sangat normal,” ujarnya.
Selain pro, ada juga warganet yang kontra dengan penangkapan keduanya. Mereka menilai kurangnya kebebasan berekspresi di Mesir.
“Saya akan mati sebelum saya tahu apa kejahatannya,” cuit salah satu warganet.
“Saya tidak tahu untuk apa gadis yang berpakaian seperti firaun dan difoto di depan Saqqara akan ditahan. Apakah tingkahnya berbeda dengan model fesyen asing? Tidak ada undang-undang yang mengkriminalisasi perilakunya, tetapi orang-orang yang dimaksudkan untuk menjaga publik menggunakan dalih untuk mengganggu orang dan menyebarkan kebencian,” cuit Ahmed Ezzarab.
“Pemerintah Mesir mengadopsi wacana reaksioner untuk memenangkan kasih sayang mayoritas orang, tetapi dengan demikian mengkhianati nilai-nilai negara dan konstitusi dan membawa kita kembali ke praktik terbelakang. Haruskah kita memerangi terorisme agama dengan menekan kebebasan individu?”, cuit Hamed fathi.
Masalah ini pun terus meluncur bak bola liar. Beberapa mengaitkan kasus ini dengan kampanye PBB “16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender”, yang dimulai pada 25 November lalu.