INGGRIS - Setelah berbulan-bulan diisolasi, penghuni panti jompo akhirnya bisa bersatu dan bahkan memeluk keluarga mereka lagi.
Momen mengharuskan terlihat saat seorang kakek terlihat begitu bahagia memeluk putrinya di panti jompo untuk pertama kalinya sejak Februari lalu. Kondisi ini begitu mengharukan banyak orang yang menyaksikannya.
Keluarga dan petugas perawatan menitikkan air mata kegembiraan saat mereka berpelukan untuk pertama kalinya sejak awal pandemi.
Ini terjadi hanya beberapa jam setelah para menteri mengumumkan langkah-langkah yang dilakukan untuk membuka kembali panti jompo bagi keluarganya.
Di bawah pedoman ketat yang diumumkan pemerintah pada Selasa (1/12), penghuni panti jompo bisa menominasikan dua orang yang dicintai untuk melihat mereka dua kali seminggu.
(Baca juga: Iran Sahkan UU Nuklir, Tingkatkan Pengayaan Uranium dan Larang Inspeksi PBB)
Manajer panti jompo Adam Purnell, dari panti jompo Kepplegate di Preesall, Lancashire, menggambarkan bagaimana timnya meneteskan air mata setelah menonton reuni keluarga yang dianggapnya benar-benar ajaib.
Purnell tetap melanjutkan pertemuan tatap muka setelah pedoman Departemen Kesehatan mengatakan jika kunjungan harus dilanjutkan di semua tingkatan.
Dia mengejutkan penghuni panti jompo bernama Audrey Abram, 90, dengan mengatakan jika mereka dapat berpelukan selama kunjungan.
Panti jompo ini belum menerima tes cepat Covid-19 yang dijanjikan pemerintah, namun mereka telah menggunakan peralatan tes milik mereka sendiri.
Beberapa panti jompo telah menerima informasi dari pemerintah terkait persyaratan yang harus dilakukan. Namun yang lain mengatakan belum menerima informasi apapun dari pemerintah tentang kapan mereka akan menerima alat tes cepat itu.
Ketika pendeta John Cutter diberi tahu bahwa dia dapat memeluk putrinya, dia pun takjub dan bahagia. “Peluk mereka? Itulah yang sangat ingin saya lakukan,” terangnya
Cutter diketahui pindah ke Brendoncare Meadway, St Cross, Winchester, sebelum pandemi melanda. Ini artinya dia tidak melakukan kontak fisik dengan kedua putrinya selama berbulan-bulan.
Pria berusia 89 tahun itu tidak bisa menahan kegembiraannya saat dia melompat dari kursinya untuk memeluk salah satu putrinya Liz Jacques setelah dia mendapatkan hasil yang jelas dari tes cepat.
Melalui video yang menyentuh terdegar Cutter bertanya. “Halo sayang, kapan terakhir kali kita berpelukan?,” tanyanya. Sang putri pun menjawab, Februari adalah hari terakhir mereka berpelukan.
“Ini akan menjadi surga karena kami telah duduk di taman dengan hujan lebat atau kami duduk dengan sinar matahari yang indah, tetapi hari ini mereka dapat datang dan melihat saya di ruangan yang seperti dulu. Sangat alami dan spontan untuk dapat memeluk seperti yang selalu kami lakukan,” terangnya kepada BBC beberapa saat sebelum bisa memeluk putrinya.
Jacques pun tak bisa membendung air matanya. “Sungguh luar biasa, hal itu membuat perbedaan nyata - itu adalah perbedaan besar dari kontak manusia. Ini akan menjadi sangat emosional, rasanya benar-benar seperti langkah mundur menuju normalitas,” ungkap Jacques.
Kebahagian juga dirasakan Serena Snelling yang tidak bisa menemui ibunya Teresa sekali sejak Maret lalu. Jadi tidak heran jika pemain berusia 22 tahun ini diliputi emosi ketika dia tidak hanya bisa melihat sang ibunda, tetapi juga bisa memeluknya.
Setelah dites negatif, dia langsung memeluk ibunya di panti jompo, Pusat Perawatan Chiswick di London barat.
“Sungguh istimewa bisa memeluknya. Saya menghabiskan seluruh jam pada dasarnya dengan memeluk dia. Kami sangat dekat karena saya adalah pengasuhnya sebelum dia masuk ke panti jompo pada bulan Februari dan tentu saja dia adalah ibu tersayang saya dan salah satu orang terpenting dalam hidup saya. Saya sangat mencintainya.,” terangnya.
Ini juga menjadi momen emosional ketika Bob Underhill, 84, bisa mencium istrinya Patricia untuk pertama kalinya sejak Maret lalu. Keduanya berbagi ciuman manis dengan tetap mengenakan masker dan sarung tangan.
(Susi Susanti)