“Studi kami menunjukkan bahwa evolusi tidak dapat terbang pada burung adalah fenomena yang tersebar luas,” ujar Sayol.
“Saat ini, kebanyakan spesies yang tidak bisa terbang adalah penguin, rail atau burung unta dan kerabatnya,” terangnya.
“Sekarang, hanya 12 keluarga burung yang memiliki spesies yang tidak bisa terbang, tetapi sebelum manusia menyebabkan kepunahan, jumlahnya setidaknya 40,” jelsnya.
“Tanpa kepunahan itu kita akan berbagi planet ini dengan burung hantu yang tidak bisa terbang, burung pelatuk, dan ibises, tetapi sayangnya semua ini sekarang telah lenyap,” tambahnya.
Sementara itu, peneliti lain Profesor Tim Blackburn dari UCL Center for Biodiversity & Environment Research and the Institute of Zoology, ZSL mengatakan banyak spesies burung tidak dapat terbang di lingkungan tanpa predator yang biasa mengincar mereka, misalnya di pulau.
“Terbang menghabiskan banyak energi yang dapat digunakan burung untuk tujuan lain jika mereka tidak perlu terbang. Sayangnya, hal ini membuat mereka lebih mudah dimangsa jika manusia — dan tikus serta kucing — tiba-tiba muncul,” terangnya.