INDRAMAYU - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Indramayu menerima sejumlah laporan dari masyarakat, terkait adanya temuan dugaan praktik politik uang atau serangan fajar dalam Pilkada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Praktik tersebut bikin heboh warga lantaran terekam dalam video dan tersebar melalui aplikasi pesan singkat.
Ketua Bawaslu Kabupaten Indramayu, Nurhadi menjelaskan, di hari terakhir jelang pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS), pihaknya mendapat tiga laporan terkait dugaan praktik politik uang. Salah satu dari tiga laporan itu, kata dia, adalah penyerahan tangkap tangan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Kecamatan Lohbener.
"Ada tiga laporan, yang pertama siang hari terkait penyebaran video hoax terkait penggerebekan money politics, yang memuat salah satu pasangan calon," kata Nurhadi kepada Okezone, Rabu (9/12/2020).
"Kemudian pada malam hari, ada penyerahan tangkap tangan dari salah satu kelompok masyarakat kepada kami di salah satu desa di Kecamatan Lohbener. Kemudian juga ada laporan lagi dari Kecamatan Karangampel," ujar Nurhadi menambahkan.
Dia melanjutkan, terkait beberapa video menampilkan orang yang diduga melakukan praktik politik uang yang beredar di aplikasi pesan singkat whatsapp, pihaknya bakal mendalaminya. Ia mengaku akan menindaklanjuti video-video tersebut bersama pihak kepolisian.
Nurhadi menambahkan, ada sedikitnya lima aparatur sipil negara (ASN) yang melakukan pelanggaran selama masa kampanye lalu.
"Orang yang tertangkap tangan itu mengaku mendapat uang diduga dari kepala desa. Kita masih pendalaman. Yang jelas pelapor melaporkan terlapor pelaku pemberi uang, dan sumber uang," ungkap Nurhadi.