Para peneliti di badan Survei Antartika Inggris (BAS) rencananya akan terbang ke Kepulauan Falkland pada 11 Januari 2021.
Setelah melakukan karantina untuk memastikan tidak mengidap virus corona, mereka akan melanjutkan perjalanan selama tiga hari dengan kapal RSS James Cook untuk mendekati bongkahan es raksasa.
Begitu sampai, para ilmuwan meneliti binatang di perairan di sekitar bongkahan es. Dua kapal selam robot akan dikerahkan untuk mengukur temperatur, tingkat keasinan, dan kandungan atau jumlah pitoplankton.
Apa yang terjadi selanjutnya? Para pakar mengatakan sulit untuk menemukan jawabannya.
Tapi ada beberapa kemungkinan skenario, salah satunya bongkahan ini pecah bekeping-keping, yang digambarkan Profesor Ted Scambos dari Universitas Colorado, Boulder, Amerika, sebagai "disintegrasi yang spektakuler".
Ini bisa terjadi akibat erosi di bagian bawah bongkahan karena berada di perairan yang lebih hangat.
Jika ini berlangsung maka tekanan dari atas dan gabungan dari terjadinya keretakan bisa membuat bongkahan "pecah menjadi ribuan keping dan menyebar ke lautan", kata Scambos.
Skenario lain, seperti yang dikhawatirkan para ahli, bongkahan ini kandas dan tidak ke mana-mana selama bertahun-tahun, yang bisa mengganggu ekosistem di sekitarnya.
(Khafid Mardiyansyah)