Dua pengungsi Rohingya yang pindah pada Jumat bersama keluarga mereka mengatakan kepada Reuters bahwa kekerasan yang sering terjadi di kamp telah memaksa mereka untuk memutuskan pindah.
BACA JUGA: Dua Muslim Terpilih Sebagai Anggota Parlemen Myanmar
Dua pria Rohingya lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka pindah ke rumah baru mereka secara sukarela dengan harapan "kehidupan yang lebih baik."
Pemerintah menepis kekhawatiran keamanan di pulau itu, dengan alasan adanya pembangunan pertahanan banjir, perumahan berkapasitas 100 ribu orang, rumah sakit dan pusat pemantauan angin topan.
Bangladesh telah menuai kecaman karena keengganan untuk berkonsultasi dengan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan bantuan lainnya atas transfer tersebut.
(Rahman Asmardika)