Penolakan China untuk menyerahkan data mentah tentang kasus awal Covid-19 telah dilaporkan sebelumnya oleh Wall Street Journal pada Jumat (12/2).
WHO tidak membalas permintaan Reuters untuk memberikan komentar. Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar, tetapi Beijing sebelumnya membela transparansi dalam menangani wabah dan kerja sama dengan misi WHO.
Dwyer mengatakan pekerjaan di dalam tim WHO berjalan harmonis tetapi terkadang ada "argumen" dengan mitra dari China mengenai interpretasi dan signifikansi data, yang digambarkan sebagai "alami" dalam penyelidikan semacam itu.
“Kami mungkin membicarakan tentang rantai dingin dan mereka mungkin lebih tegas tentang apa yang ditampilkan datanya daripada apa yang mungkin pernah kami lakukan, tetapi itu wajar. Apakah ada tekanan politik untuk memiliki pendapat yang berbeda, saya tidak tahu. Mungkin ada, tapi sulit untuk diketahui,” terangnya.
Rantai dingin mengacu pada pengangkutan dan perdagangan makanan beku.
Beijing berusaha meragukan anggapan bahwa virus corona berasal dari China, merujuk pada makanan beku impor sebagai sarana penyebaran.
Pada Selasa (9/2), Peter Ben Embarek, yang memimpin delegasi WHO, mengatakan penularan virus melalui makanan beku adalah suatu kemungkinan, tetapi menunjuk ke pedagang pasar yang menjual produk hewan beku termasuk hewan liar yang dibudidayakan sebagai hal yang perlu dipelajari lebih lanjut.
Diketahui, penyelidikan ini sempat menghadapi sejumlah kendala, seperti penundaan, kekhawatiran atas akses dan pertikaian antara Beijing dan Washington. AS menuduh China menutup-nutupi wabah awal dan mengkritik persyaratan kunjungan WHO ke China. Persyaratan itu mengatur agar para ahli China melakukan penelitian tahap pertama.
Tim, yang tiba di China pada Januari dan menghabiskan empat minggu untuk mempelajari asal-usul wabah Covid-19 hanya bisa melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang diorganisasi oleh China. Tim WHO juga dicegah untuk memiliki kontak dengan anggota komunitas, karena pembatasan kesehatan. Dua minggu pertama dihabiskan di karantina hotel.
(Susi Susanti)