Pekan lalu, Brasil menandai rekor dengan 8.224 kematian selama seminggu, menjadikan total korban tewas di negara itu menjadi 254.942. Brasil juga telah mendaftarkan lebih dari 10,5 juta kasus pada Senin (1/3).
Laporan Fiocruz mendesak Brasil untuk segera mengadopsi langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi penularan virus sementara vaksin perlahan-lahan diluncurkan. Hanya 3% dari populasi negara itu yang telah menerima satu dosis vaksin Covid-19 dan hanya 1% yang menerima dua dosis.
"Dengan proses vaksinasi yang lambat dan munculnya varian baru virus serta ketidakpastian yang masih ada, meningkatkan kebutuhan untuk mengganggu, atau memperlambat, jaringan penularan virus melalui tindakan pencegahan non-farmakologis," kata laporan itu.
Seruan itu digaungkan oleh Dewan Sekretaris Kesehatan Nasional Brasil. Dalam surat terbuka, Dewan tersebut menuntut pemerintah Presiden Jair Bolsonaro untuk memberlakukan jam malam nasional, melarang pertemuan massal dan pengajaran langsung, menutup pantai dan bar, dan menerapkan "Rencana Komunikasi Nasional" untuk menekankan perlunya tindakan pencegahan tersebut.
Dewan mengatakan sejauh ini tidak adanya pendekatan nasional yang bersatu dan koheren di Brasil membuat hal ini sulit untuk mengadopsi dan menerapkan langkah-langkah yang memenuhi syarat untuk mengurangi interaksi sosial yang meningkat selama periode pemilihan, pada akhir tahun, pertemuan musim panas dan karnaval serta perayaan.
"Pelonggaran tindakan perlindungan dan peredaran jenis baru virus menyebabkan memburuknya kesehatan dan krisis sosial," tambahnya.
Sepanjang pandemi, Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah mengkritik penggunaan masker, mengancam gubernur yang mengadopsi tindakan penguncian, dan menyalahkan pemerintah dan gubernur masa lalu karena kurangnya tempat tidur ICU.
(Susi Susanti)