Sementara itu, ahli jantung lainnya, Ludhmila Rajjar, mengatakan kepada afiliasi CNN Brasil, jika dirinya sempat didekati untuk pekerjaan itu, tetapi dia menolaknya. Dia diundang oleh Bolsonaro ke Istana Kepresidenan pada Sabtu (14/3), dan berbicara dengannya selama berjam-jam pada dua kesempatan.
“Kami sempat dua hari bercakap-cakap, tapi sayangnya ini bukan saatnya saya jadi menteri, terutama karena alasan teknis. Saya seorang dokter, ilmuwan. Ini di atas ideologi apapun, harapan apapun yang tidak dibimbing oleh sains,” ujarnya. kata Hajjar.
Bolsonaro, yang telah lama meremehkan keseriusan virus, juga menganjurkan penggunaan obat yang belum terbukti seperti klorokuin dan hidroksikloroquine untuk menyembuhkan Covid-19, meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat tersebut tidak efektif. Dia juga menekan pejabat lokal untuk menghindari penguncian dan tindakan pembatasan, dengan alasan ekonomi.
Kementerian kesehatan Brasil telah mengalami urutan kepemimpinan yang bergejolak sejak dimulainya pandemi.
Menteri kesehatan di awal, Luiz Henrique Mandetta, seorang dokter yang mengadvokasi tindakan jarak sosial, dipecat oleh Bolsonaro pada April 2020 karena ketidaksepakatan mengenai strategi pandemi negara itu.
Hajjar dipertimbangkan untuk peran tersebut pada saat itu, tetapi digantikan oleh ahli onkologi Nelson Teich, yang mengundurkan diri kurang dari satu bulan karena perbedaan pendapat dengan Bolsonaro.
Pada Mei 2020, Teich digantikan oleh Pazuello, yang tidak memiliki pengalaman medis sebelumnya dan pada saat itu terkenal karena mengoordinasikan pasukan militer selama Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro dan memimpin operasi untuk menangani masuknya migran Venezuela tahun 2018.
(Susi Susanti)