"Sehubungan dengan kasus-kasus yang baru dilaporkan ini, Institut Paul Ehrlich hari ini mengevaluasi kembali situasinya dan merekomendasikan penangguhan vaksinasi dan analisis lebih lanjut,” terangnya.
Dia mengatakan keputusan itu "tidak politis". "Kami semua sangat menyadari konsekuensi dari keputusan ini, dan kami tidak menganggap enteng keputusan ini," tambahnya.
Tak lama setelah itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis menangguhkan vaksin tersebut sampai saran baru yang diberikan oleh EMA.
"Kami memiliki panduan sederhana, untuk diinformasikan oleh sains dan otoritas kesehatan yang kompeten dan melakukannya sebagai bagian dari strategi Eropa," katanya.
Badan obat-obatan Italia yang memperpanjang larangan yang diberlakukan pada kelompok vaksin individu di seluruh negeri, juga menunggu keputusan EMA.
Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias mengatakan penggunaan vaksin akan ditangguhkan di sana setidaknya selama dua minggu.
Penangguhan datang kurang dari sehari setelah Belanda melakukan hal yang sama. Penangguhannya akan berlangsung setidaknya hingga 29 Maret.
Republik Irlandia, Portugal, Denmark, Norwegia, Bulgaria, Islandia dan Slovenia juga telah menghentikan sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.
Adapun Republik Demokratik Kongo dan Indonesia telah menunda peluncurannya.